Scudetto 2009/2010

Ini adalah gelar scudetto ke-5 secara berturut-turut buat Inter Milan dan yang ke-2 secara berturut-turut juga yang diberikan Jose Mourinho. Bahkan Mourinho memberikan Double Winner 2 musim berturut-turut

Rabu, 26 Mei 2010

Revolusi Ala The Special One

SERING bersikap atau mengeluarkan pernyataan kontroversial, Jose Mourinho bukan asal cuap. Setidaknya dia telah membuktikan diri sebagai salah satu pelatih hebat di dunia. International Federation of Football History and Statistics (IFFHS) bahkan memilihnya sebagai manajer terbaik dunia pada 2004-05 dan 2005-06. Apalagi, dia baru saja membawa Inter Milan menjuarai Liga Champions, gelar yang sudah sejak 1965 tak pernah dirasakan. Mourinho pun menjadi orang ketiga yang mampu membawa dua klub berbeda menjuarai Liga Champions setelah Enrst Happel dan Ottmar Hitzfeld. Sebelum Inter, dia sukses bersama FC Porto. Mourinho memang unik. Dia tak terlalu suka dengan cara-cara sunyi atau diam. Dia memilih jalan revolusi ceriwis daripada revolusi sunyi (meminjam istilah Revolution tranquille di Quebec, Kanada).

Ceriwis sudah menjadi bagian dari perjalanan kariernya. Dia selalu mencoba jujur tentang apa saja. Dia juga tak terlalu peduli terhadap berbagai reaksi demi mengatakan kejujurannya. Dia juga tak peduli dikecam maupun dimusuhi banyak orang karena sikap dan pernyataannya.

Namun, dengan caranya itu, dia selalu mampu mengubah tim dengan baik. Tim yang menurun atau mentok, sering langsung bangkit dalam arus revolusi ceriwis Mourinho.

Merasa gagal sebagai pemain, dia kemudian banting setir mendalami karier pelatih. Pernah kuliah di jurusan ilmu olahraga Universitas Lisbon dan pernah kursus kepelatihan di Inggris dan Skotlandia, membuatnya memiliki dasar kaya sebagai pelatih. Salah satu tutornya di Skotlandia, Andy Roxburgh, memujinya sebagai calon pelatih hebat karena amat peduli pada detil. Mourinho mengombinasikan teori kepelatihan dengan teknik-teknik motivasi dan psikologi.

Mengawali karier kepelatihan dengan menangani tim junior Setubal, kemudian berlanjut sebagai asisten pelatih Estrela da Amadora. Tahun 1992, dia diangkat sebagai penerjemah pelatih asal Inggris, Sir Bobby Robson, di Sporting Lisbon. Ini membuatnya makin kaya dalam melatih. Dia banyak menyerap ilmu dari Robson.

Saat Robson pindah ke FC Porto, Mourinho mengikutinya. Dia kembali mengikuti Robson saat pindah ke Barcelona pada 1996. Bahkan, dia membawa serta keluarganya. Mourinho bahkan sering mewakili Robson untuk menjawab pers.

Pengalaman itu memberinya banyak ilmu kepelatihan. Pada September 2000, kesempatan besar datang. Dia ditunjuk sebagai manajer Benfica untuk menggantikan Jupp Heynckes.

Kontroversinya langsung muncul. Dia menolak Jesualdo Ferreira untuk menjadi asistennya. Padahal, Ferreira adalah mantan gurunya juga. "Ini akan seperti cerita keledai yang bekerja selama 30 tahun tapi tak pernah menjadi kuda," kata Mourinho tentang Ferreira.

Mourinho langsung memoles Benfica menjadi tim kuat lagi. Dia dengan cepat merombak gaya dan formasi permainan. Tentu saja, dia banyak memainkan perang kata-kata sebagai bagian dari revolusi ceriwisnya. Sayang, presiden baru Benfica, Manuel Vilarinho, menolak memperpanjang kontraknya. Sehingga, setelah hanya melatih di 9 pertandingan, Mourinho mengundurkan diri. Vilarinho akhirnya menyatakan menyesal melepas Mourinho.

Dia langsung melatih Uniao de Leiria. Klub kecil itu juga langsung dia rombak hingga menjadi tim alot dan mengakhiri kompetisi di posisi kelima. Prestasi besar buat klub sekelas Leiria.

FC Porto pun tertarik kepada Mourinho. Pada Januari 2002, Porto langsung mengontraknya. Pilihan tepat. Karena, Mourinho mampu mengubah Porto kembali menjadi klub kuat. Bahkan, ia langsung berjanji akan membawa Porto juara Liga Champions.

Kata-kata yang terkesan arogan waktu itu. Tapi, itulah Mourinho. Dia sangat percaya diri dan bisa mengukur kemampuannya. Nyatanya, dia membawa Porto juara Liga Portugal pada 2003 dan juara Piala UEFA. Dia juga membawa Porto juara Piala Super Portugal. Semusim kemudian, 2003-04, dia memenuhi janjinya membawa Porto juara Liga Champions.

Nama Mourinho langsung menjulang tinggi. Klub kaya Chelsea langsung mengontraknya. Setelah selalu gagal meski punya dana besar, Chelsea langsung menjadi tim kuat di tangan Mourinho dan menjuarai dua gelar Premier League.

Sayang, pemilik klub Roman Abramovich kurang sabar kepadanya, hingga Mourinho pergi. Namun, pada Juni 2008 dia langsung dikontrak Inter Milan. Di sini, dia juga mengubah banyak hal. Selain menjuarai dua Liga Serie-A dan Coppa Italia, dia juga membawa tim sukses juara Liga Champions.

Ceriwis, itu salah satu ciri khas Mourinho yang ikut mewarnai kesuksesannya. Dia sangat menekankan setiap detil. Sehingga, dia terkesan ceriwis. Bahkan, kadang keceriwisannya kontroversial.

Namun, justru di situ kekuatannya. Setiap tim yang dia tangani benar-benar berubah. Dia tahu apa yang harus dilakukan buat tim. Dia tak hanya menggarap permainan, tapi juga psikologi pemain dan tim. Itu pula sebabnya, setiap tim yang dia tangani selalu punya mental juara.

Ke luar, dia selalu tak pandang bulu mengomentari apa pun. Sehingga, pernyataan dan sikapnya selalu kontroversial. Sudah banyak catatan kotroversi Mourinho. Tapi, itu salah satu cara dia memengaruhi psikologi timnya untuk bermental juara. Selain itu, dia ingin semua media dan publik lebih terfokus kepadanya daripada tim atau pemain.

Secara permainan, dia tipe pelatih pragmatis dan realistis, tapi efektif. Tak penting apakah permainan indah atau tidak. Baginya, kemenangan menjadi tujuan utama dan dia siap melakukan apa saja untuk mengejarnya. Kelebihan lain, Mourinho sangat tajam memilih pemain yang tepat sesuai dengan taktik dan strateginya.

Satu hal lagi kelebihannya, Mourinho sangat menghindari menyakiti hati pemainnya. Kepada orang lain, dia bisa pedas dan sinis. Tapi, kepada pemainnya dia bisa menjadi teman yang baik. Meski dia ceriwis mengatur taktik dan mengkritik pemain, tapi jarang menyakiti pemainnya. Sehingga, para pemainnya amat loyal dan nyaman bersamanya.

Kecerdasannya menganalisis kekuatan dan kelemahan lawan juga amat bagus. Itu pula sebabnya, timnya selalu punya cara mengalahkan tim lain. Bahkan, tim sekuat Barcelona pun dibuat tak berdaya, meski Inter hanya bermain 10 orang.

Mourinho memang jago merevolusi tim agar lebih baik. Dan, perombakan Mourinho ibarata revolusi ceriwis. Sebab, dia amat mementingkan detil, hingga harus ceriwis di setiap detil agar dipahami timnya. Bahkan, dia juga ceriwis terhadap apa pun yang menyangkut dirinya dan timnya, tak peduli akan menimbulkan kontroversi atau tidak. (HPR)
HPR
Editor: hpr

Minggu, 23 Mei 2010

Sang Pahlawan Treble Winner

MADRID, KOMPAS.com - Inter Milan menjuarai Liga Champions 2009-2010 setelah mengalahkan Bayern Muenchen 2-0, pada babak final, di Santiago Bernabeu, Sabtu (22/5/2010). Ini merupakan gelar Eropa ketiga mereka dan yang pertama sejak 1965.

Gelar ini juga adalah gelar ketiga Inter musim ini. Sebelumnya, mereka telah menjuarai Piala Italia dan Serie-A. Uniknya, semua gol penentu gelar tersebut, semuanya dicetak oleh Diego Milito.

Berikut adalah perjalanan Inter menuju treble.

Piala Italia
Piala Italia adalah trofi pertama Inter musim ini. Mereka meraihnya setelah mengalahkan AS Roma 1-0, pada final, di Olimpico, 5 Mei silam. Gol tunggal Inter dicetak oleh Diego Milito pada menit ke-40.

Serie-A
Hingga pekan ke-37, Inter memimpin klasemen dengan 79 poin atau unggul dua angka dari AS Roma di tempat kedua.  Mengingat mereka kalah rekor pertemuan dengan Roma, mereka wajib memenangi pertandingan pekan ke-38, melawan Siena, 16 Mei lalu.

Pertandingan terakhir berjalan menegangkan. Pada babak pertama, mereka masih bermain imbang tanpa gol, sementara pada laga lain, Roma sudah unggul 2-0 atas Chievo Verona.

Namun, ketegangan berakhir melegakan. Inter berhasil membungkam Siena 1-0 berkat gol Diego Milito pada menit ke-57. Hasil tersebut membuat kemenangan 2-0 Roma atas Chievo menjadi sia-sia.

Liga Champions
Sejak awal, banyak pihak meragukan Inter bisa menjuarainya. Namun, setelah melewati babak penyisihan grup, mereka menciptakan banyak kejutan mencengangkan, yaitu menyingkirkan Chelsea dengan agregat 3-1 pada babak 16 besar dan Barcelona dengan agregat 3-2 pada babak semifinal.

Ditambah bekal Piala Italia dan scudetto, dua kemenangan itu semakin menggembungkan kepercayaan diri Inter saat menghadapi Bayern pada babak final. Meski kurang menguasai jalannya pertandingan, mereka bersikap tenang, sampai Milito berhasil menjaringkan bola ke gawang Jorg Butt sebanyak dua kali, pada menit ke-35 dan ke-70.

Dengan begitu, sepanjang 2009-2010, Milito telah mencetak 28 gol dari 50 penampilannya di ketiga ajang tersebut. (*)
TUR
Editor: tjatur

The Special One

MADRID, KOMPAS.com — Pelatih Inter Milan Jose Mourinho mengatakan, tugasnya di Giuseppe Meazza sudah selesai. Ia mengaku siap memburu rekor baru, yaitu menjuarai Liga Champions bersama tim yang lain.
Mourinho menangani Inter pada 2008. Ia dibebani target membawa Inter menjuarai Liga Champions.

Target itu tercapai pada 2009-2010. Mereka menjadi raja Eropa setelah mengalahkan Bayern Muenchen pada babak final, Sabtu (22/5/2010). Ini merupakan gelar ketiga bagi Inter pada musim tersebut setelah Serie-A dan Piala Italia.

Bagi Mourinho, trofi Liga Champions ini merupakan yang kedua dalam kariernya. Sebelumnya, ia menjuarainya bersama FC Porto pada 2004.

Pencapaian itu menjadikan Mourinho sebagai pelatih ketiga yang menjuarai Liga Champions bersama dua klub berbeda setelah Ernst Happel (Feyenoord 1970 dan Hamburg 1983) dan Ottmar Hitzfeld (Borussia Dortmund 1997 dan Bayern Muenchen 2001).

"Saya merasakan kesedihan besar dan mungkin akan pergi. Namun, dalam kehidupan profesional saya, saya mencoba menjadi sedingin mungkin untuk menentukan apa yang akan saya lakukan berikutnya," ungkap Mourinho.

"Saya melakukan apa yang harus saya lakukan. Tugas saya sudah selesai. Saya masuk sejarah klub dan Inter tak akan pernah menjadi sama seperti sebelum ini (menjuarai Liga Champions)."

"Saya tak mau bicara lebih banyak karena saya akan menangis dan mengubah pikiran saya. Peluang saya pergi lebih besar ketimbang bertahan, ya. Anda bisa mengatakan itu."

"Saya adalah salah satu dari sedikit pelatih yang pernah memenangi Liga Champions bersama dua klub berbeda. Sekarang, saya ingin menjadi yang pertama menjuarainya bersama tiga klub."

"Saya tak pernah benar-benar mengatakan selama tinggal. Kembali ke Stamford Bridge membuat saya merasa seperti rumah dan saya akan selalu merasa di rumah di San Siro."

"Saya sangat bahagia di sini, tetapi tak begitu bahagia dengan sepak bola Italia karena saya tak suka presiden klub yang mengatakan pelatih mereka lebih baik atau soal bagaimana media memperlakukan saya," paparnya.

Spekulasi soal kepergian Mourinho sudah muncul sebelum final Liga Champions ini dan Real Madrid adalah klub yang disebut-sebut oleh media Spanyol dan Italia sebagai klub Mourinho musim depan. (FBI)
TUR
Editor: lhw

Jumat, 21 Mei 2010

The Real Capt

MADRID, KOMPAS.com - Setelah 15 tahun dan melakukan 699 pertandingan bersama Inter Milan, Javier Zanetti akan menjalani pertandingan ke-700. Dan, partai itu adalah final Liga Champions melawan Bayern Muenchen, Sabtu (22/5/2010), di Santiago Bernabeu.  Ia pun tak kuasa menggambarkan rasa bahagianya.

Zanetti bergabung ke Inter pada 1995 lalu. Sejak itu ia mempertaruhkan seluruh kariernya demi mengantarkan Inter ke puncak tertinggi Liga Champions. Sayangnya, usaha "La Beneamata" kerap gagal karena mereka terus rontok di babak knock-out. Perasaan Zanetti makin sakit karena melihat rival abadi, AC Milan, yang sukses melenggang empat kali ke partai final dalam waktu yang sama.

Meski begitu, ia sangat bangga karena pertandingan ke 700-nya nanti sangatlah spesial. "Tujuh ratus pertandingan bersama Inter sangatlah banyak. Ini memberiku rasa bangga karena telah ikut bermain di banyak pertandingan penting. Itu artinya aku masuk buku sejarah," kata Zanetti.
"Pertandingan terakhir ini akan memberikan sensasi yang unik. Liga Champions merupakan kompetisi bergengsi dan sangat penting."

"Aku telah banyak bermain di pertandingan final, tapi yang ini sangat spesial. Aku harap aku bahagia setelah pertandingan. Sekali lagi aku ingin berterima kasih kepada Presiden (Massimo Moratti) atas yang semua ia katakan mengenai diriku. Kami telah bekerja sama selama 15 tahun," lanjut pemain asal Argentina tersebut. (FBI)
C3-10
Editor: hpr

Inter Versus Bayern di Mata Dua Legenda

MUENCHEN, KOMPAS.com - Jika ada sosok yang paling memiliki kredibilitas untuk mengomentari partai final Liga Champions kali ini, maka sosok itu adalah Lothar Matthaeus dan Andreas Brehme. Kedua pemain legendaris ini sama-sama pernah merasakan ketatnya persaingan di Inter Milan maupun Bayern Muenchen.
Matthaeus dan Brehme sama-sama bermain di Bayern pada era 1986-1988. Keduanya turut menyumbangkan banyak trofi untuk "FC Hollywood". Mereka kemudian mencoba peruntungan ke Italia untuk bergabung bersama Inter. Lagi-lagi kesuksesan menghampiri mereka dengan mengantarkan Inter meraih scudetto ke-13 pada 1988-1989. Kini keduanya sudah pensiun.
Jelang partai antara "I Nerrazzurri" lawan "Der Bavarian" pada Sabtu (22/5/2010) di Santiago Bernabeu, keduanya pun tak ingin luput memberikan prediksi mereka masing-masing.
"Ini adalah pertandingan spesial bagi saya. Saya melewati masa terbaik di karier saya bersama Inter, tapi saya akan tetap mendukung Bayern," kata Matthaeus, yang dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Dunia saat membela Inter pada tahun 1991.
"Sebagai seorang rakyat Jerman, loyalitas saya adalah 51 persen untuk Bayern dan 49 persen untuk Inter," kata Brehme.
Final kali ini tidak hanya sebatas pertarungan dua klub, tapi juga pertaruhan gengsi dua negara. Siapapun pemenang di laga tersebut, kecuali lewat adu penalti, akan membawa negaranya ke peringkat lebih baik di UEFA. Negara yang klubnya menang di final ini akan mendapat jatah empat tim lolos ke Liga Champions musim 2011/2012. (FIFA)
C3-10
Editor: lhw

Mourinho Vs Van Gaal

MADRID, KOMPAS.com - Pertarungan final Liga Champions antara Inter Milan lawan Bayern Muenchen di Stadion Santiago Bernabeu, Sabtu (22/5/2010) tetap bakal seru. Meski kedua tim bakal melakukan cara bertolak belakang, tapi tetap memiliki senjata yang berbahaya. Bayern tetap bangga dengan permainan menyerangnya. Sementara, Inter percaya dengan permainan defensifnya. "Filosofi kami selalu menyerang lawan di lapangan. Sedangkan taktik Mourinho lebih defensif. Itu taktiknya, tapi dia punya para pemain yang bagus dan bisa menentukan kemenangan," kata pelatih Bayern Muenchen, Louis van Gaal. Pihak Bayern terus mengkritik taktik Inter yang defensif. Namun, Mourinho  tak terpengaruh. "Saya tahu, Van Gaal hanya mencoba memaksa saya untuk mengubah taktik. Saya tahu dia menginginkan hal itu. Tapi, saya tak akan memberikannya," tegas Mourinho.
Artinya, dua cara berbeda itu akan tetap dipertahankan kedua kubu. Namun, bukan berarti pertandingan tak akan menarik. Sebab, kedua tim memiliki kemampuan sama hebatnya dalam mendobrak lawan.
Bayern akan terus mencoba menyerang. Meski tanpa diperkuat Franck Ribery karena terkena hukuman, mereka masih memiliki jajaran penyerang tajam. Ivica Olic selalu berbahaya. Dia akan didukung striker Thomas Mueller yang kian produktif.
Sementara itu, Bastian Schweinsteiger yang biasa beroperasi di kiri, akan berada di belakang kedua striker. Ini untuk mempertajam serangan Bayern. Sementara Arjen Robben akan terus mengancam pertahanan lawan. Van Gaal memilih mencadankan Miroslav Klose dan Mario Gomes, karena mereka kurang bertipe petarung di depan.
Inter siap meredam kecepatan dan gempuran lawan. Mereka memiliki jajaran defender yang berpengalaman, seperti Lucio, Walter Samuel, Javier Zanetti, dan Douglas Maicon.
Mourinho kemungkinan akan menempatkan Zanetti dan Esteban Cambiasso sebagai gelandang bertahan. Mereka bertugas mematikan Robben dan Schweinsteiger, untuk memutus alur serangan Bayern.
Dalam menyerang, Inter akan mengandalkan duet striker Samuel Eto'o dan Diego Milito. Keduanya bakal didukung Wesley Sneijder. Belum lagi, penetrasi Maicon sering mengagetkan lawan.
Ini yang berbahaya dari Inter. Mereka mementingkan bertahan, tapi punya kecepatan dalam serangan balik. Penyelesaian mereka juga cukup efektif.
Maka, jika Bayern terlalu asyik menyerang, mereka justru bisa menuai petaka. Sebaliknya, Inter tak bisa terus bertahan. Sebab, Bayern punya dobrakan yang amat bagus.
Akhirnya, kreatifitas dan ketajaman pelatih dalam menerapkan taktik akan sangat menentukan. Cara boleh berbeda, tapi permainan kedua tim tetap sama-sama berbahaya.
HPR
Editor: hpr

Kamis, 20 Mei 2010

Sneijder Sang Pengatur

MADRID, KOMPAS.com - Mantan pemain Barcelona dan Real Madrid, Michael Laudrup, mengatakan, gelandang Wesley Sneijder akan menjadi kunci Inter Milan mengalahkan Bayern Muenchen, pada final Liga Champions, 22 Mei mendatang.

Inter Milan sudah menjuarai Serie-A dan Piala Italia 2009-2010. Meski luar biasa, pencapaian itu tidaklah lengkap bila mereka gagal menjuarai Liga Champions, yang sudah tak pernah mereka rengkuh selama sekitar setengah abad ini.

Menurut Laudrup, Inter saat ini berbeda dari musim-musim sebelumnya. Menurutnya, Inter mampu memadukan taktik dan keunggulan individu untuk bermain dan melumpuhkan lawan secara efektif.

Laudrup mengambil contoh babak semifinal Liga Champions ini, di mana Inter menyingkirkan Barcelona dengan agregat 3-2. Pada leg pertama, mereka bermain sangat impresif dan menang 3-1. Pada leg kedua, mereka fokus bertahan dan hanya kalah 0-1.

"Banyak yang bisa dikatakan tentang cara Inter bermain pada semifinal. Namun, mereka sangat bagus (pada leg pertama)," ujarnya.

"Saya tak suka cara mereka bermain di leg kedua. Itu seperti yang satu mengatakan iya dan yang lain mengatakan tidak. Ini bergantung kepada siapa yang menjadi lawan Anda,"

"Saya pikir, Sneijder mengalami masa bermain yang hebat di Inter karena ia memiliki tiga atau empat gelandang yang banyak bekerja sehingga memungkinkannya berpikir soal penyerangan. Ia juga memiliki dua penyerang di depan, (Samuel) Eto'o dan (Diego) Milito yang banyak berlari,"

"Sulit untuk menentukan satu di antara dua. Mungkin, Sneijder akan menjadi (penentu," terangnya. (GL)
TUR
Editor: tjatur

Rabu, 19 Mei 2010

Zanetti : Tenang, Mourinho

MILAN, KOMPAS.com - Kapten Inter Milan, Javier Zanetti, mengaku kecewa tak masuk skuad sementara Argentina untuk Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Namun, ia menyatakan, hal itu sama sekali tak mengganggu fokusnya untuk bermain di final Liga Champions, melawan Bayern Muenchen, di Madrid, Sabtu (22/5/2010).

Zanetti dicoret pelatih Argentina, Diego Maradona tanpa alasan jelas. Sebagai pemain senior yang masih mampu bermain di level tinggi, wajar Zanetti kecewa. Hal tersebut membuat manajer Inter, Jose Mourinho khawatir, Zanetti tak bisa maksimal di Madrid.

Untuk mendongkrak moral pasukannya, terutama Zanetti, Mourinho mengatakan bahwa Liga Champions lebih penting dari Piala Dunia, karena kualitas tim yang berlaga di Liga Champions jauh lebih tinggi ketimbang timnas.

Secara khusus, bagi Inter, menjuarai Liga Champions akan sangat berarti. Selain karena mereka memang sudah lama tak pernah menjadi jawara Eropa, trofi Liga Champions ini akan menjadi trofi ketiga mereka musim ini, setelah Piala Italia dan Serie-A.

Zanetti mengerti betul hal itu dan menyatakan siap melakukan segalanya untuk tidak mengahancurkan kesempatan Inter dan dirinya sendiri menjadi bagian sejarah sepak bola.

"Kami semua tergetar oleh kemenangan (Serie-A dan Piala Italia). Namun, kami sekarang menghadapi babak paling puncak, yang sudah lama tak dicapai tim ini dan kami sangat ingin memenanginya. Ini final yang tak kurasakan sejak lama dan sekarang aku berharap memenanginya," tandasnya. (FBI)
TUR
Editor: tjatur

Mourinho: Italia Tidak Menghargai Saya

MILAN, KOMPAS.com - Pelatih Inter Milan, Jose Mourinho, semakin tidak kerasan berada di Italia karena dirinya merasa tidak dihargai. Ia tidak puas dengan persepakbolaan di negara itu.

Ini bukan untuk pertama kalinya Mourinho mengatakan hal tersebut. Sejak dihukum skors pada Maret lalu, pelatih asal Portugal itu enggan berbicara secara terbuka. Ia menolak menghadiri jumpa pers dan memilih situs klub sebagai jalur internal untuk memberikan pernyataan resmi.

Yang terjadi kemudian adalah munculnya spekulasi bahwa "The Special One" akan pindah ke Real Madrid. Kemarin Presiden Inter Massimo Moratti mengaku terkejut jika Mourinho masih tetap bertahan di timnya musim depan. Namun, Mourinho membantah bahwa dirinya telah bersepakat menuju Madrid.

"Ini bukan soal masalah kontrak atau uang dan itu saya juga agak malu dengan (gaji) yang saya terima atas apa yang saya lakukan sementara ada krisis," katanya usai sesi latihan pada Selasa (18/5/2010) pagi.

"Ada masalah pribadi soal kepuasan, perasaan dihargai atau tidak dalam sebuah negara sepak bola yang membuat saya banyak bermasalah. Saya tidak akan mengubah apa yang sudah saya katakan di masa lalu," tambah mantan Pelatih Chelsea itu.

"Tidak benar bahwa saya menjadi Pelatih Real Madrid. Setelah final (Liga Champions), saya punya dua atau tiga hari untuk berpikir dengan jernih soal masa depan saya," tegasnya.

Meski muak dengan sepak bola di Italia, Mourinho mengaku sangat mencintai sepak bola di Inter. Baginya, para pemain dan pendukung "I Nerazzurri" sangat menghormatinya. Oleh karena itu, ia berkali-kali menegaskan untuk tetap menghormati kontraknya bersama "La Beneamata".
LHW
Editor: lhw

Minggu, 16 Mei 2010

Inter Milan Again

Minggu, 16/5/2010 | 21:51 WIB
SIENA, KOMPAS.com - Penyerang Inter Milan, Diego Milito, mencetak gol yang menentukan kemenangan timnya 1-0 atas Siena dalam duel Serie-A giornata 38 di Artemio Franchi, Minggu (16/5/2010). Mereka finis sebagai juara Serie-A dengan 82 poin atau unggul dua angka dari AS Roma di tempat kedua.
Hasil itu cukup melegakan, mengingat mereka tampil dominan namun kesulitan menciptakan gol. Pada menit ke-13, misalnya, Mario Balotelli di kotak penalti dan berhasil menanduk umpan silang Wesley Sneijder. Namun, bola melenceng ke kiri gawang.

Dua menit berselang, Balotelli kembali membuang peluang emas. Kali ini, dari tengah kotak penalti, ia berhasil menyepak umpan silang Maicon ke sudut kiri bawah gawang. Namun, lagi-lagi bola meleset dari target.

Siena belum menciptakan ancaman ketika gawang mereka nyaris dibobol Diego Milito pada menit ke-22. Berada di depan mulut gawang Siena, Milito berhasil menyundul umpan Balotelli. Sayang, bola meluncur lurus ke arah Curci yang bereaksi tepat menepisnya.
Milito berhasil menjangkau bola itu dan melepaskan tendangan ke sudut kanan bawah gawang. Namun, Simone Vergassola berada di posisi tepat untuk mengeblok tembakan itu hingga bola keluar lapangan.

Terus menemui kegagalan, Inter tak patah semangat. Masih mengandalkan permainan umpan silang, mereka kembali melepas ancaman berbahaya ke gawang tuan rumah pada menit ke-30 melalui Samuel Eto'o.

Saat itu, Eto'o berdiri di dekat tiang kanan gawang Siena dan berhasil menyambut umpan Wneijder dengan tembakan ke sudut kiri bawah gawang, yang lagi-lagi tertepis oleh Curci.

Di tengah tekanan itu, Siena masih mampu membahayakan gawang Inter, melalui Massimo Maccarone pada menit ke-37, yang melepaskan tembakan akurat dari luar kotak penalti ke sudut kiri atas gawang Julio Cesar. Sayang, tembakannya terbaca dan tertepis oleh Cesar.

Tak mau memberi peluang lain kepada lawan, Inter langsung merangsek maju dan menciptakan peluang melalui Balotelli pada menit ke-38. Dari di tengah kotak penalti, ia menembakkan bola ke tengah atas gawang, yang sayangnya membentur mistar.

Inter terus berusaha menciptakan tekanan dan peluang. Namun, agresivitas, militansi, dan kelugasan barisan tengah dan belakang Siena, membuat alur serangan Inter tumpul. Skor 0-0 pun bertahan sampai turun minum.

Memasuki babak kedua, Inter kembali mengelontor benteng Siena dengan gempuran-gempuran cepat. Kali ini serbuan Inter semakin bertenaga, karena mendapat dukungan dari dua bek sayap, Maicon dan Javier Zanetti.

Berbeda dari sebelumnya, Inter kali ini cenderung memainkan bola-bola pendek dan umpan terobosan. Dengan koordinasi yang lebih solid, Inter semakin mudah meloloskan serangan.

Pada menit ke-52, misalnya, Zanetti yang bergerak dari sektor kanan pertahanan Siena, berhasil melepaskan umpan kepada Milito di luar kotak penalti. Milito berhasil menjangkaunya dan melepaskan tembakan langsung ke tengah atas gawang. Sayang, bola masih tertepis Curci dan keluar lapangan.

Melihat tekanan mereka lebih efektif, Inter melanjutkannya. Setelah menunggu sampai menit ke-57, mereka pun mendulang gol dari kaki Milito.

Gol bermula dari umpan Zanetti kepada Milito di tengah kotak penalti. Milito sempat mengontrol bola sebelum melepaskan tembakan yang bersarang di tengah gawang Curci.

Gol itu tak memberikan Siena pilihan selain menyerang. Bila sebelumnya mereka cenderung bertahan, kini mereka bermain lebih terbuka.

Mengandalkan permainan kolektif, mereka mampu mendesak Inter. Sayang saja, buruknya akurasi umpan membuat usaha mereka kerap patah direbut lawan.

Inter sendiri, di luar dugaan mengubah taktik permainan menjadi lebih defensif. Mereka cenderung menunggu bola dan mengandalkan serangan balik. Meski masih dalam tempo cukup cepat, permainan terlihat lebih monoton dari sebelumnya. Bagaimana tidak, sejak gol Milito sampai menit ke-75, tak satu pun kubu menciptakan peluang gol.

Permainan baru kembali hidup ketika pada menit ke-75, Dejan Stankovic berhasil menembakkan umpan Milito dari luar kotak penalti. Sayang, tembakannya kandas membentur mistar gawang.

Semenit berselang, Inter kembali menciptakan ancaman, yang kali ini dipimpin Milito. Memanfaatkan umpan Goran Pandev, Milito mengirim bola ke tengah gawang. Namun, usaha Milito kali ini mentah di tangan Curci.

Tak mau terus tertekan, Siena mengendurkan serangan dan memperbaiki sektor belakang. Usaha ini cukup efektif meredam gempuran Inter. Sayang, meski bertahan dengan kuat, Siena gagal menciptakan serangan yang membuahkan gol. Skor 1-0 untuk Inter pun bertahan sampai akhir pertandingan.

Sepanjang pertandingan, Inter Milan menguasai bola sebanyak 72 persen dan menciptakan lima peluang emas dari 22 kali percobaan. Sementara itu, Siena melepaskan dua tembakan akurat dari enam usaha.

Susunan pemain:
Siena:
85-Gianluca Curci; 3-Cristiano Del Grosso, 29-Sanchez Emilson Cribari (15-Jardim Goncalo Brandao 45), 6-Claudio Terzi, 87-Aleandro Rosi; 18-Abdelkader Ghezzal, 12-Albin Ekdal, 8-Simone Vergassola, 24-Mato Jajalo; 10-Paul Codrea (7-Ferreira Reginaldo 81); 32-Massimo Maccarone (11-Emanuele Calaio 54)
Inter: 12-Julio Cesar; 4-Javier Zanetti, 25-Walter Samuel, 23-Marco Materazzi, 13-Maicon; 8-Thiago Motta (27-Goran Pandev 54), 19-Esteban Cambiasso; 9-Samuel Eto'o, 10-Wesley Sneijder (26-Cristian Chivu 72), 45-Mario Balotelli (5-Dejan Stankovic 59); 22-Alberto Diego Milito
TUR
Editor: tjatur

Milito dan Sejarah Baru

SIENA, KOMPAS.com - Striker Inter Milan, Diego Milito, akan selalu mengingat gol tunggalnya ke gawang Siena, Minggu (16/5/2010). Gol itu menjadi sangat penting karena gol tersebut telah melahirkan sejarah bagi Inter.

Tidak mudah bagi Inter untuk mendapatkan gol semata wayang tersebut. Dalam laga itu, "I Nerazzurri" mati-matian menjebol gawang tuan rumah karena di pertandingan lain AS Roma menang 2-0 atas Chievo. Karena tak kunjung mencetak gol, Inter bisa jadi gagal menjadi juara.

Meski terlihat agak panik ketika mendapatkan bola-bola matang di dekat kotak penalti lawan, Inter akhirnya berhasil menggetarkan jaring lawan. Aksi kapten Javier Zanetti memudahkan Milito membawa bola di kotak penalti, lalu meneruskannya ke tiang jauh. Itulah gol ke-22 Milito di Liga Italia musim ini.

"Ini gol paling penting dalam karierku. Kami sangat bahagia, kami layak mendapatkannya," kata pemain Argentina tersebut seperti dikutip situs resmi Inter. "Untunglah bola masuk setelah serangkaian peluang kami gagal di babak pertama. Aku gembira."

Bagi Inter, catatan kemenangan ini menorehkan sejarah baru di klub tersebut. Inter menjadi tim pertama yang berhasil mempertahankan scudetto selama lima tahun berturut-turut.

Dengan gelar kampiun Serie A ke-18, Inter telah mengalahkan prestasi yang diraih seteru sekota mereka, AC Milan. Milan yang mengemas scudetto ke-17 pada 2004. Juventus masih memegang rekor juara terbanyak Serie A, yakni 27 kali.
LHW
Editor: lhw

Sabtu, 15 Mei 2010

180 Menit dari Rekor Baru

Sabtu, 15/5/2010 | 06:47 WIB
MILAN, KOMPAS.com — Gelandang Inter Milan, Dejan Stankovic, mengatakan, timnya hanya terpisah 180 menit dari pencapaian rekor baru. Ia pun mendesak timnya untuk tidak mengendurkan semangat dan performa.
Inter sudah menjuarai Piala Italia dan masih punya dua pertandingan yang akan menentukan dua gelar lagi, yaitu scudetto dan Liga Champions.
Akhir pekan ini, Inter akan menghadapi Siena pada laga terakhir Serie A. Di atas kertas, Inter bakal membekuk Siena sekaligus memastikan scudetto kelimanya dalam lima musim terakhir.
Setelah itu, sudah ada Bayern Muenchen yang menunggu mereka di final Liga Champions di Madrid pada 22 Mei mendatang. Pada laga itu, Inter mungkin akan mendapat keuntungan dari absennya Franck Ribery yang terkena sanksi skorsing tiga pertandingan.
Stankovic sendiri menilai, situasi menguntungkan Inter. Namun, kesalahan kecil bisa menghancurkan ambisi treble mereka. Ia mengakui, timnya mengalami tekanan psikologis hebat.
"Ada tekanan. Namun, aku menyukai perasaan ketika menghadapi pertandingan besar. Masih ada 180 menit untuk kami, Presiden (Inter Massimo) Moratti, klub, dan pendukung. Mimpi bisa menjadi kenyataan," ungkapnya. (RAD1)
TUR
Editor: tjatur
MILAN, KOMPAS.com — Media-media Italia memberitakan, Inter Milan tengah berusaha mendatangkan gelandang Liverpool, Steven Gerrard, untuk membuat Pelatih Jose Mourinho bertahan di San Siro. Sebelumnya, media-media Italia menyebut Mourinho akan mengambil alih kursi kepelatihan Real Madrid akhir musim ini. Belakangan, Mourinho menegaskan, cepat atau lambat ia akan pindah ke Madrid. Inter pun telah menyampaikan kepada mantan Pelatih Chelsea tersebut bahwa mereka akan menggelontorkan uang untuk merekrut Gerrard sebagai dukungan terhadap kekuatan Italia yang dominan dalam sepak bola Eropa.
Sementara itu, Gerrard dikabarkan semakin tidak bahagia berada di Liverpool terutama setelah gagal lolos ke Liga Champions musim depan. Bintang tim nasional Inggris itu hampir pindah ke Chelsea ketika Mourinho masih bertugas di Stamford Bridge tahun 2005. Namun, pada detik-detik akhir Gerrard berubah pikiran. Inter juga dikabarkan siap untuk menjual Sulley Ali Muntari ke Tottenham Hotspur dan Mario Balotelli ke Manchester City untuk menyokong kesepakatan kontrak dengan Gerrard yang konon mencapai 30 juta poundsterling. (DM)

Minggu, 09 Mei 2010

Pesta Inter Milan Teranulir

Ketegangan mewarnai Stadion Giuseppe Meazza saat Inter Milan menjamu Chievo Verona di pekan ke-37 Liga Serie-A, Minggu (9/5/2010). Dibumbui dua gol bunuh diri, Inter akhirnya menang 4-3. Namun, "I Nerazzurri" batal pesta juara karena di tempat lain AS Roma menang 2-1 atas Cagliari.

Semula, ribuan suporter Inter sudah bersorak-sorai seolah gelar juara sudah di depan mata. Sebab, di tempat lain Roma tertinggal 0-1 pada menit ke-73. Namun, dalam waktu singkat terdengar kabar, Roma mampu membalik keadaan dan menang 2-1. Kemenangan Roma itu sama saja menganulir rencana gelar Inter yang sudah di depan mata. Persaingan merebut gelar juara pun berlanjut.

Sejak awal, Inter berusaha tampil menekan untuk memastikan kemenangan. Namun, di luar dugaan, Chievo memberi perlawanan ketat.

Inter bahkan tertinggal lebih dulu di menit ke-12, saat Chievo mendapat tendangan bebas. Bola tendangan Pablo Granoche membuat kemelut di depan gawang Inter dan memaksa Thiago Motta melakukan gol bunuh diri.

Namun, Inter langsung bereaksi cepat. Mereka terus menekan dan membuat Chievo kewalahan. Bahkan, pada menit ke-1, giliran Andrea Mantovani melakukan gol bunuh diri hingga kedudukan 1-1.

Setelah itu, Inter tak mau memberi kesempatan kepada lawan untuk mengembangkan permainan. Inter yang menurunkan penyerang Diego Milito, Samuel Eto'o,  dan Mario Balotelli, terus menekan.

Hasilnya langsung membuat Giuseppe Meazza terus bergemuruh. Pada menit ke-34, Esteban Cambiasso membuat gol keunggulan. Memanfaatkan umpan silang Maicon, dia melepaskan tendangan kaki kiri yang keras dan menghujam pojok kiri bawah gawang Chievo yang dikawal Stefano Sorrentino, 2-1.

Ini semakin membuat Inter percaya diri. Sementara Chievo semakin kesulitan menahan gempuran "I Nerazzurri". Di menit ke-39, giliran Milito menambah gol keunggulan. Berawal dari umpan Eto'o, Milito memotong bola dan membobol gawang lawan, 3-1.

Memasuki babak kedua, Chievo kelihatan kehilangan iramanya. Sementara, tekanan Inter semakin mempersulit mereka.

Pada menit ke-52, Chievo kembali tak berdaya menahan gempuran Inter. Maicon bermain luar biasa, menembus pertahanan lawan dan kemudian mengirim umpan manis kepada Mario Balotelli. Tanpa kesulitan, Balotelli pun membobol gawang Chievo.

Setelah gol itu, Inter tampaknya kelewat percaya diri. Sehingga, mereka kurang waspada menghadapi serangan balik lawan. Pada menit ke-60, tendangan Marcolini berbuah petaka. Bola kencang mengenai Pablo Louro Granoche dan menembus gawang Inter, tanpa bisa ditepis kiper Julio Cesar.

Mourinho kemudian menarik Balotelli dan digantikan Goran Pandev para menit ke-61. Ini membuat permainan Inter semakin berimbang.

Namun, Chievo menemukan kepercayaan diri lagi. Mereka berani meladeni Inter dan terus berusaha mengejar ketingalan. Usaha mereka membuahkan hasil pada menit ke-75.

Umpan buruk Javier Zanetti berhasil diserobot Sergio Pellissier. Dia pun membawa bola dan melesakkannya ke gawang Inter, 3-4.

Ketegangan pun kembali memuncak. Namun, Inter akhirnya berhasil mempertahankan kemenangan 4-3 dan di pekan terakhir harus menang jika ingin juara.

Susunan Pemain
Inter Milan:
12-Julio Cesar, 25-Walter Samuel, 23-Marco Materazzi, 4-Javier Zanetti, 13-Maicon, 8-Thiago Motta (11-Sulley Ali Muntari 55), 19-Esteban Cambiasso, 22-Alberto Diego Milito (17-McDonald Mariga 92), 5-Dejan Stankovic, 45-Mario Balotelli (27-Goran Pandev 63), 9-Samuel Eto'o

Chievo Verona: 28-Stefano Sorrentino, 4-Andrea Mantovani, 3-Francesco Scardina (19-Luca Ariatti 75), 21-Nicolas Frey, 17-Bojan Jokic, 20-Gennaro Sardo, 16-Luca Rigoni (9-Simone Bentivoglio 45), 7-Michele Marcolini, 10-Siqueira Luciano, 11-Pablo Granoche (22-Elvis Abbruscato 61), 31-Sergio Pellissier

Selasa, 04 Mei 2010

Inter Milan dalam Tekanan dan Kecaman

MILAN, KOMPAS.com — Pelatih Inter Milan Jose Mourinho kecewa dengan sikap AS Roma yang merendahkan timnya saat menang 2-0 atas Lazio. Seolah-olah kemenangan itu diberi Lazio yang memang anti - AS Roma. Dia terpaksa menanggapinya, bukan karena ingin dihormati.
Pada pertandingan di kandang Lazio itu, suporter tuan rumah justru mendukung kemenangan Inter. Sebab, jika Inter kalah, posisinya di puncak klasemen akan diambil AS Roma. Sementara suporter Lazio sejak dulu membenci Roma. Bagi mereka, yang terpenting Roma tak juara.Pertandingan itu membuat kubu Roma berang.
Presiden AS Roma Rosella Sensi menyesalkan kemenangan Inter. Menurut dia, Inter mendapat kemenangan tak terhormat.
"Saya tak gila hormat. Saya hanya ingin tim saya dihormati. Pada pertandingan itu, kami memasang Wesley Sneijder, padahal amat berisiko. Akibatnya, dia tak bisa bermain di final Coppa Italia melawan Roma," kata Mourinho.
"Kami juga kehilangan Lucio karena cedera pada pertandingan itu (lawan Lazio, Red). Kami telah mengeluarkan semua kemampuan untuk mengalahkan Lazio. Mereka yang beruntung lahir di keluarga kaya dan makan dengan sendok perak seharusnya belajar menghormati kerja keras," kata Mourinho.
Kata-kata ini jelas ditujukan kepada Sensi yang lahir di keluarga kaya. Mourinho ingin membalas pernyataan Sensi yang meremehkan kemenangan Inter atas Lazio.
"Staf dan saya berada di sini karena berjuang keras demi hidup kami. Jika Inter berada di final Coppa Italia, final Liga Champions, dan hampir juara Liga Serie A, itu berarti kami pantas dihormati," tegasnya.
"Kepada Nyonya Presiden Roma, saya meminta kepadanya untuk menghormati Inter. Persaingan antara klub Roma (AS Roma dan Lazio, Red) bukan urusan saya. Perlu saya jelaskan, saya telah menjuarai lima liga tanpa kesulitan dan kini berharap bisa bertarung untuk menambah satu gelar lagi," ujarnya. (FBI)