MILAN, KOMPAS.com - Pelatih Inter Milan, Rafael Benitez, akan melakukan revolusi total terhadap gaya permainan timnya musi depan. Benitez berjanji dirinya bakal mengubah sepak bola pragmatis, yang ditanamkan pelatih Inter sebelumnya, Jose Mourinho.
Dengan permainan pragmatis ala "The Special One", Inter sukses meraih treble winner musim lalu. "Nerrazzuri" berhasil merebut gelar juara Serie-A, Copa Italia, dan Liga Champions.
Meski tak menyangkal kehebatan Mourinho dalam meracik sebuah tim, Benitez memilih cara lain untuk tim barunya ini. Mantan pelatih Liverpool ini lebih suka mengedepankan ball possesion ketimbang serangan balik cepat ala Mourinho.
"Saya mempelajari Inter dan saya telah melihat mereka memenangkan segalanya dengan gaya permainan serangan balik. Mereka tak menguasai bola, tapi mereka menyerang sangat cepat ketika mendapat bola," kata Benitez kepada harian Italia, La Gazzetta dello Sport.
"Saya ingin bermain lebih baik, dengan tim yang bermain di level lebih tinggi dengan penguasaan bola yang lebih bagus lagi. Tim juga meminta hal yang sama kepada saya. Ini tak akan jadi pekerjaan yang mudah," tambah Rafa.
"Saya suka mengajar sepak bola, berbicara, dan membuat pemain memahami apa yang harusnya mereka lakukan. Para pemain telah menunjukkan bahwa mereka punya mentalitas, sikap, dan kecenderungan untuk melakukan apa yang saya minta," papar pelatih berusia 50 tahun ini.
Benitez sendiri berharap, revolusi permainan yang direncanakannya di Inter bisa berhasil dan mampu bertahan lama, menyusul dukungan penuh yang diberikan Presiden Inter Milan, Massimo Moratti.
"Apa yang akan saya lakukan adalah membangun sesuatu yang konkret dan meninggalkan pondasi kuat untuk masa depan. Di sini saya melihat banyak hal yang saya senangi, yakni Presiden yang ingin membangun sesuatu yang bertahan lama. Dalam konteks ini saya berharap bisa bertahan lama, seperti di Liverpool," pungkas Benitez. (FBI)
Dengan permainan pragmatis ala "The Special One", Inter sukses meraih treble winner musim lalu. "Nerrazzuri" berhasil merebut gelar juara Serie-A, Copa Italia, dan Liga Champions.
Meski tak menyangkal kehebatan Mourinho dalam meracik sebuah tim, Benitez memilih cara lain untuk tim barunya ini. Mantan pelatih Liverpool ini lebih suka mengedepankan ball possesion ketimbang serangan balik cepat ala Mourinho.
"Saya mempelajari Inter dan saya telah melihat mereka memenangkan segalanya dengan gaya permainan serangan balik. Mereka tak menguasai bola, tapi mereka menyerang sangat cepat ketika mendapat bola," kata Benitez kepada harian Italia, La Gazzetta dello Sport.
"Saya ingin bermain lebih baik, dengan tim yang bermain di level lebih tinggi dengan penguasaan bola yang lebih bagus lagi. Tim juga meminta hal yang sama kepada saya. Ini tak akan jadi pekerjaan yang mudah," tambah Rafa.
"Saya suka mengajar sepak bola, berbicara, dan membuat pemain memahami apa yang harusnya mereka lakukan. Para pemain telah menunjukkan bahwa mereka punya mentalitas, sikap, dan kecenderungan untuk melakukan apa yang saya minta," papar pelatih berusia 50 tahun ini.
Benitez sendiri berharap, revolusi permainan yang direncanakannya di Inter bisa berhasil dan mampu bertahan lama, menyusul dukungan penuh yang diberikan Presiden Inter Milan, Massimo Moratti.
"Apa yang akan saya lakukan adalah membangun sesuatu yang konkret dan meninggalkan pondasi kuat untuk masa depan. Di sini saya melihat banyak hal yang saya senangi, yakni Presiden yang ingin membangun sesuatu yang bertahan lama. Dalam konteks ini saya berharap bisa bertahan lama, seperti di Liverpool," pungkas Benitez. (FBI)